Pemimpin sejati adalah mereka yang memerdekakan pikiran, emosi, dan spritual yang dipimpin dengan cara-cara yang memerdekakan untuk mencapai visi bersama

Minggu, 06 Desember 2009

PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL

Oleh: Mohammad Karim
Tranformasional merupakan kata gabungan antara kata “tran” (bermakna setelah) dan kata “form” (bermakna bentuk), jadi, transformasional mempunyai makna “setelah bentuk”, dengan kata lain: setelah melewati satu bentuk harus ada bentuk lain yang lebih baru dan baik, begitupun seterusnya. Maka, pemimpin transformasional adalah pemimpin yang berusaha dan mampu mengajak yang dimpimpin untuk beranjak dari satu bentuk kepada bentuk lain, dari kondisi ke kondisi lainnya, dari pemikiran ke pemikiran lainnya, dari perilaku ke perilaku lainya untuk mencapai visi dan terwujudnya perbaikan.

Perubahan kemudian disebut transformation, adapun orang yang mampu menciptakan nya disebut transformasional, jadi, pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu menciptakan perubahan yang esensinya perbaikan. Pemimpin transformasional harus dan selalu mengusahakan terciptanya perubahan baik pada cara berfikir dan berperilaku yang dipimpin. Usaha menciptakan perubahan itu harus dipandu dengan visi yang jelas kedepan.

Dengan demikian, perubahan yang yang ada bukanlah sembarang perubahan tetapi perubahan yang mempunyai tujuan, perubahan yang dikawal dengan visi dan misi, perubahan yang mempunyai terketahui muara dan hilirnya.

Pemimpin transformasional konsentrasinya lebih kepada menstransformasi individu-individu yang dimpin untuk terlebih dahulu menjadi pribadi yang terbaik dan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Pemimpin harus mampu memerdekakan mereka dari sifat dan sikap tidak disipilin, tidak konsisten, pesimis, mengeluh dan beberapa penyakit individu yang bisa menghambat transformasi individu. Maka dalam hal ini menanamkan kepribadian yang baik serta kemampuan kepemimpinan dan menghunjamkannya kedalam sanubari mereka yang terdalam adalah tugas pertama pemimpin transformasional.

Untuk lebih mudah mengukur apakah seseorang termasuk pemimpin transformasional atau tidak adalah mempertentangkan atau membandingkan sifat dan sikapnya dengan sifat dan sikap seorang statusquo. Seorang statusquo biasanya menyukai kemapanan (apa yang berlaku hari ini) karena dengan keadaan tersebut ia dapat menikmati kehidupannya, ia tidak menyukai kontra kemapanan karena cendrung membuat ia bersusah payah berusaha dan menderita.

Ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengajak yang pimpin untuk terus melewati keadaan hari ini menuju keadaan yang lebih baik kedepan tetapi harus dengan cara-cara yang beradab.

Pertama: pemimpin harus mempunyai visi yang tidak hanya jelas tetapi menarik perhatian. Kedua: kemampuan mengkomunikasikan visi tersebut kepada yang dipimpin sehingga mereka yakin dan percaya betul bahwa jika visi itu terwujud maka akan lahir kesejahteraan. Ketiga, mengulang-ulang mengkampanyekan visi menarik itu dalam setiap kesempatan dan mengaitkannya dengan hal-hal praktis yang bisa dilakukan.Keempat: membuat mereka yang dipimpin percaya akan kemampuan pemimpinnya untuk mewujudkan visi tersebut sehingga tercipta emosionalitas tinggi pada diri mereka.

Penulis buku dan Staf wakil rektor bidang akademik UIN Maulana Malik Ibrahim (MALIKI) Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar