Pemimpin sejati adalah mereka yang memerdekakan pikiran, emosi, dan spritual yang dipimpin dengan cara-cara yang memerdekakan untuk mencapai visi bersama

Minggu, 20 Desember 2009

SEKOLAH ASING DI SEKOLAH KITA

SEKOLAH ASING DI SEKOLAH KITA

Oleh:
Mohammad Karim



Meyerahkan pendidikan kepada mekanisme pasar sebagai penentu harga pendidikan (baca: BHP) dan memudahkan akan bolehnya sekolah asing berdiri di negeri ini (baca;liberalisasi pendidikan) akan menambah ketidak jelasan orientasi pendidikan kita. Apa yang tersisa di kemudian, karena semuanya sudah diserahkan ke mekanisme pasar sebagai penentu termasuk pendidikan.

Spirit Pengetahuan
Kolonialisme tidak sepenuhnya bercerita tentang luka, tetapi juga kearifan. Siapapun mengamini bila kolonialisme adalah penjarahan sumber- sumber kekayaan alam Negara jajahan, untuk menggelembungkan kekayaan Eropa. Tetapi jangan salah sangka, penjarahan tersebut hanya diperagakan Negara-negara Eropa dengan spirit pencerahan (Enlightenment), dan atas nama pengetahuan.

Dengan begini, kolonialisme menawarkan sejumlah kearifan Universal, yang ditawarkan untuk mengangkat masyarakat koloni kedalam situasi pencerahan akal budi. Kolonialisme dengan sendirinya perlu dipahami sebagai proyek pengetahuan dan pembentukan kesadaran.

Hanya dalam posisi inilah kolonialisme tetap relevan diperbincangkan meskipun praksis imperialisme sudah musnah dimuka bumi. Mengapa? Imperialisme tidak hanya meninggalkan kerusakan ekologi dan kemiskinan massal yang diderita oleh Negara- Negara bekas jajahan tetapi juga struktur kesadaran dan pengetahuan yang sangat Eropasentris.

Pendidikan dan kesadaran
Kesadaran yang kemudian menjadi pembentuk ilmu pengetahuan rakyat dari sebuah bangsa merupakan hasil kerja bersama antara berbagai unsur yaitu politik, ekonomi dan kultur. Tapi, pembentuk kondisi politik, ekonomi dan kultur itu adalah pendidikan itu sendiri.

Kaitan antara pendidikan dan kesadaran sangatlah erat bahkan tidak bisa dipisahkan, pendidikan berarti kesadaran bangsa itu sendiri. Mengukur kesadaran sebuah bangsa dapat dilihat dari seberapa jauh institusi/sekolah di negeri ini berada. Terlebih kurikulum yang harus dilalui oleh pelajar negeri ini.

Pendidikan melalui Institusinya memainkan peran yang sangat penting pada akhirnya, dalam merangsang, membentuk, mempola bahkan merekayasa kesadaran sebuah Negara. Politik kesadaran yang dimainkan pendidikan akan membentuk sebuah kekuatan yang akan terus hidup (bio power) kecuali politik kesadaran itu sendiri dihentikan.

Kesadaran dan pengatahuan
Pada waktu kesadaran sudah dapat direkayasa maka disinilah politik pengetahuan itu muncul dengan otomatis. Membangun masalalu, masa kini dan masa depan sangatlah tergantung pada pengetahuan yang dipunyai. Kesadaran yang didisiplinkan akan berakibat kepada pengetahuan yang terdisiplinkan juga.

Kesadaran yang melembaga dan terstrukturifikasi akan berdampak pada pengetahuan yang melambaga pula. Hal tersebut bisa dijelaskan dengan bukti bahwa kesadaran dan pengetahuan mayoritas rakyat negeri ini masih belum bisa beranjak dari demokrasi sebagai sistem politik, kapitalisme sebagai sistem ekonomi, kebebasan sebagai sistem invidu berbudaya.

Dunia seakan telah menuju sebuah kehidupan yang seragam karena sengaja diseragamkan, termasuk orientasi bernegara negeri ini kedepan. Kesadaran dan pengetahuan yang melembaga pada satu konsep tertentu membuat manusia kehilangan dimensi kreatifitasnya.

Pendidikan seharusnya
Pendidikan seharusnya tidak dijadikan atau menjadi komuditas yang diperjual belikan (liberalisasi pendidikan) oleh kebijakan pemerintah dengan alasan apapun termasuk peningkatan mutu karena terciptanya kompetisi. Pendidikan harus didesain dengan berdiri pada kepentingan kita sebagai sebah bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Jika pembangunan ekonomi saja masih harus hati-hati dalam mendatangkan investasi asing, maka bolehnya dan mudahnya bangsa lain mendirikan institusi pendidikannya di negeri nusantara ini haruslah menjadi hal yang harus dipikir ulang dan ulang karena pendidikan bukan dagangan tetapi menyangkut masalah kesadaran dan pengetahuan sebuah bangsa.

Mengusai kesadaran akan menguasai pengetahuan, menguasai pengetahuan akan memiliki kekuatan, memilki kekuatan akan mudah mengadakan penguasaan dan penaklukan. Maka pendidikan seharusnya diselanggarakan dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat negeri ini kecara keseluruhan.

Seharusnya penyelengaraan pendidikan tidak diserahkan kepasar sebagai penentu, peran ideologi negara harus mengatur juga. Privatisasi dan swastanisasi pendidikan seharusnya dan harus tidak boleh terjadi apalagi ada campur tangan asing dan dominasinya. Kita memang tidak boleh anti asing tetapi harus anti dominasi. Tetapi, apakah ada jaminan pada sekolah asing itu tidak ada dominasi karena mereka yang mempunyai modal.

Merancang pendidikan dengan keraifan lokal murni sudah tidak cukup lagi, karena pendidikan seperti itu memang sepintas memberikan solusi tetapi belum tentu dalam jangka panjang. Pembelajaran berbasis kearifan lokal harus dipayungi struktur pengetahuan yang kuat dan paling penting dibarengi ideologi keperpihakan.

Peranan pembelajaran berbasis kearifan lokal menjadi rapuh jika hanya disajikan dalam bentuk-bentuk pembelajaran kontektual yang hanya reflektif tidak kemudian dibarengi sebuah penyadaran akan keadaan hari ini yang timpang dan harus dirubah. Kerapuhan itu berakibat mudah silaunya peserta didik terhadap budaya asing jika mereka tahu suatu saat, oleh karena itu penyelenggaraan pembelajaran harus dibarengi ideologi pembelaan tidak hanya reflektif terhadap kearifan lokal.
Artinya, bahwa ilmu pengetahuan (Epistemologi, Ontologi dan Aksiologi) yang dikembangkan dalam pendidikan kita jangan sampai sebagai barang impor yang menuruti logika bangsa lain, mengenyampingkan dan melupakan kebutuhan, kepentingan rakyat kita. Ilmu pengetahuan dan segala sesuatunya yang dikembangkan di lembaga pendidikan kita tetap dan harus mempunyai ideologi keperpihakan terhadap masyarakat kita dalam memberdayakan dan mengembangkannya, serta dalam memenuhi kebutuhan dan kemampuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar